Jumat, 07 November 2014

Mudah Lupa


Gejala mudah lupa adalah gejala  yang selalu dikaitkan dengan usia lanjut. Masalahnya,  menjadi tua merupakan  fenomena alamiah yang tidak dapat dicegah.  Gejala mudah lupa, disadari atau tidak, sangat mengganggu penderitanya dan juga orang di sekitarnya. Problem ini mulai ramai dibicarakan, karena  dengan meningkatnya status gizi dan sosial ekonomi serta kemajuan ilmu kedokteran, angka harapan hidup penduduk Indonesia menjadi bertambah panjang, dengan kata lain jumlah lansia bertambah banyak Katakan saja penduduk berusia lebih dari 60 tahun bertambah kurang lebih dua puluh persen.

Penyebab Mudah Lupa

            Problem mudah lupa diketahui dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, sebagai berikut :
  1. Proses alamiah, seperti telah diungkapkan, berkaitan dengan usia.
  2. Akibat proses organik di dalam otak, misalnya Stroke, Gangguan metabolisme, Penyakit Alzheimer, dsb.
  3. Gangguan Kognisi Ringan, seperti yang terjadi pada permulaan Penyakit Alzheimer.
  4. Problema kejiwaan.

Dengan demikian problem mudah lupa yang terjadi pada usia lanjut adalah suatu hal yang fisiologis, berkaitan dengan fungsi tubuh yang secara keseluruhan menurun, termasuk otak. Lebih dari itu, diketahui pula berat otak pada lansia menurun secara bermakna, dari 1.500 gram menjadi 1.300 gram. Namun keadaan ini harus diwaspadai, mengingat problema mudah lupa dapat berlanjut yang ditandai dengan munculnya Gangguan Kognisi Ringan. Lima belas sampai tiga puluh persen lansia berusia di atas 60 tahun menderita gangguan ini, dimana 58 sampai 80 persennya akan berakhir menjadi penderita Alzheimer.
Fungsi kognitif merupakan salah satu fungsi luhur yang dimiliki otak. Secera umum fungsi otak dapat dibedakan dalam fungsi fungsi di bawah ini :
  1. Fungsi Motorik, fungsi yang berkaitan dengan pergerakan, baik gerakan kasar maupun gerakan halus.
  2. Fungsi Sensorik, misalnya fungsi visual (penglihatan), auditorik (pendengaran), taktil (perabaan), dsb.
  3. Fungsi Luhur, yaitu fungsi yang berkaitan dengan bahasa, memory, visuospatial, kognitif dan emosi/affek/kepribadian.
Alhasil, Gangguan Kognisi Ringan secara klinis menjadi penting, karena merupakan “peringatan” atau resiko tinggi (58 % - 80 %) terjadinya Penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer
            Bagaimana kita dapat mengenali penderita Alzheimer? Gejala gejala di bawah ini merupakan gejala yang biasa dijumpai penderita Alzheimer :
  1. Lupa hal hal yang baru terjadi, misalnya janji, meletakkan barang, dst
  2. Sering mengulang ulang pertanyaan.
  3. Sulit mengerti pembicaraan orang/keluarga.
  4. Sulit melakukan pekerjaan berurutan yang dulu dikenal.
  5. Sulit mencari jalan pulang.
  6. Perubahan sifat sifat/tingkah laku, misalnya menjadi agesif, iiritable/sensitif, tidak percaya diri, dsb.

Bagaimana Penanganan Mudah Lupa?
  1. Melatih otak terus menerus, misalnya dengan membaca, mengisi TTS, mengikuti kuis, dst. “Train the brain, use it or lose it”.
  2. Exercise, antara lain Brain Game, Dansa, dsb.
  3. Rocking Chair.
  4. Latihan mental, antara lain sosialisasi melalui perkumpulan perkumpulan Lansia.
  5. Mencegah kerusakan otak :
  • Hindari cedera kepala (bermain tinju,dsb).
  • Deteksi dini adanya penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, dsb.
  1. Mencegah stress dan atasi dengan baik.
  2. Berhenti merokok.
  3. Dengan obat obatan, seperti anti oksidan, golongan donepezil, dsb.

Tips Untuk Menangani Mudah Lupa
  1. Catat apa yang akan dilakukan hari itu (janji, akan menelpon, alamat,dsb).
  2. Strategi untuk mengingat (jembatan keledai), misalnya :
L  :  Latihan
U  :  Ulang
P   :  Perhatian
A  :  Asosiasi
  1. Imajinasi Visual untuk mengingat, misalnya :
  • Ada tugunya.
  • Ada candinya
  1. Meningkatkan konsentrasi.
  2. Menempatkan benda benda di tempat yang tertentu/sama setiap habis memakai.

Kesimpulan
  1. Mudah Lupa tidak boleh diremehkan, dan perlu dievaluasi perkembangannya.
  2. Cegah sakit fisik dengan melakukan general check-up.
  3. Cegah stress dan atasi dengan cara yang positif.
  4. Bila sudah ada pertanda ke arah Penyakit Alzheimer, penanggulangannya harus sedini mungkin

Dr. Melani Justina Setiawan, Sp S

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com